My life is my journey

Teruntuk sang "Alumni"




Maaf aku menyebutmu "Alumni", karena aku tak begitu suka dengan kata "Mantan"..  Sebenarnya banyak kata yang ingin ku ucapkan, tapi aku tak berdaya ketika berada di hadapanmu, karena kamu selalu keukuh dengan argumen-argumenmu dan kerap menyela pembicaraanku yang belum selesai ku ucapkan.
                          
Aku sangat paham perasaanmu yang belum bisa menerima keputusanku ini. Tapi cobalah bersikap sedikit lebih bijaksana, karena apa yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita. Percayalah ini hanya soal urusan waktu. Kamu hanya belum terbiasa dengan kondisi yang baru dan kamu terlalu malas untuk memulai dari awal lagi dengan yang lain.

Sesungguhnya aku tak pernah membayangkan perpisahan ini terjadi, tapi aku merasa hubungan kita sudah tidak sehat lagi. Tak ada kabar berhari-hari bukan suatu masalah, tak bersua beberapa bulan pun tak apa. Dan pada akhirnya kita tenggelam dalam dunia kita masing-masing. Saat itulah aku memutuskan untuk mengambil keputusan besar ini.

Aku sangat ingat orang-orang selalu meremehkan sebuah kata "putus" diantara kita. Karena akhirnya pasti kita tak mampu untuk mengganti tumpuan hati. Tapi ketika aku tidak lagi merasa dihargai sebagai seorang yang seharusnya spesial bagimu maka lambat laun aku pun mulai lelah. 

Aku berpikir sangat keras sebelum menyatakan bahwa kita akan benar-benar berakhir, dan aku benar-benar sudah lelah dengan kisah ini. Jadi jangan salah sangka jika kamu bisa dengan mudah merayu ku untuk kembali berjalan ke arahmu.

Maafkan aku atas ego ku, sifat ku dan kesalahan-kesalahan ku yang sudah tak terhitung di masa lampau. Selama ini aku selalu berusaha mencoba menebusnya dengan memendam segala ketidaknyamananku atas sifatmu, teman-teman mu, pekerjaanmu maupun kebiasaanmu. Aku anggap itu sebagai balasan atas tiap bulir air mata yang pernah kau tumpahkan karena aku.

Maafkan aku ternyata aku gagal menjadi orang yang sabar, karena kesabaran ku ternyata hanya sampai di sini saja. Aku hanya berharap suatu saat akan datang pada mu seseorang yang indah, yang akan selalu mengingatkanmu untuk tidak makan pedas selepas pukul 18.00 WIB, mencarikanmu tusuk gigi setiap selesai makan,memijit pundakmu saat kamu lelah, memuji penampilan mu saat kalian bertemu dan yang terpenting ia harus sering mengungkapkan betapa beruntungnya dia telah memiliki mu. 

Semoga kamu tidak akan mengulangi kesalahanmu di masa lalu. Semoga kamu selalu bisa bersyukur memiliki orang yang benar-benar mencintai mu. Dan semoga kamu tidak menyia-nyiakan sebongkah hati yang baru.

Aku tidak membencimu, justru aku berterima kasih pada mu, karena telah mengajarkanku sisi lain tentang kehidupan dan membuat ku lebih terlatih menghadapi patah hati. Terima kasih telah sudi menjadi bagian dalam hidup ku..


                                                                                             dari aku yang telah pergi

0 Comments for "Teruntuk sang "Alumni""

Back To Top